Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti menyanggah tudingan yang menyebutkan kepolisian sudah lupa dalam masalah penyerangan musala di Tolikara, Papua. Malah Badrodin menuding pihak Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sudah lupa.
Pada awal mulanya, Presiden Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikmbo berasumsi pihak kepoisian serta TNI tidak mempunyai niat baik untuk melindungi keamanan serta ketertiban di Tolikara. Tetapi hal semacam itu segera dibantah Badrodin.
“Seharusnya Presiden GIDI yang perlu menghindar jamaahnya tidak untuk membubarkan jamaah Salat Ied di halaman Koramil. Sangatlah tak bijak bila Presiden GIDI jadi menyalahkan Polri, ” kata Badrodin waktu dihubungi VIVA. co. id, Senin 20 Juli 2015.
Di ketahui, Dorman menuding bahwa aparat keamanan sudah berlaku lamban untuk merespons surat edaran GIDI yang meminta supaya umat muslim di Tolikara tak memakai pengeras nada waktu melakukan shalat Ied. Edaran itu walau sebenarnya sudah dikeluarkan enam hari saat sebelum proses shalat Ied.
GIDI keluarkan surat itu karena pada hari yang sama juga dengan proses shalat Ied, GIDI akan mengadakan seminar nasional serta internasional. Tengah jarak lapangan serta tempat seminar cuma berjarak 250 mtr..
Badrodin sendiri mengaku bahwa Kapolres Tolikara memanglah terima surat edaran itu. Tetapi, hal semacam itu segera di sampaikan pada Bupati. Saat di konfirmasi, Bupati yang waktu itu tengah ada di Jakarta mengakui bakal menelepon panitia lokal di Tolikara untuk memintai penjelasan perihal surat itu.
“Pdt Martin yaitu panitia lokal disana menuturkan sesudah ditelepon Bupati, mengakui bakal meralat serta menuturkan dengan cara lisan pada Bupati untuk diteruskan ke Kapolres, tetapi hingga peristiwa Kapolres mengakui sekalipun tidak ada pemberitahuannya, ” kata Badrodin.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar