Bayang-bayang benda yang berdiri tegak, pada tanggal serta jam itu bakal mengarah pas ke Kabah, terang Muhtar Ali sepeprti ditulis dari Kementerian Agama, Rabu (27/05).
Menurut Mukhtar, momen sejenis ini kerap di kenal dengan juga nama Rashdul Qiblah. Yakni, ketetapan saat dimana bayangan benda yang terserang cahaya matahari menunjuk arah kiblat. Berkenaan itu, golongan muslimin serta pengurus takmir masjid/mushalla yang bakal memverifikasi kesesuain arah kiblat, bisa lakukan beberapa langkah seperti berikut :
Pertama, memastikan tempat masjid, musala, langgar, atau rumah yang bakal diluruskan arah kiblatnya. Siapkan tongkat lurus panjang 1 hingga 2 mtr. serta peralatan untuk memasangnya. Siapkan juga jam/jam tangan yang telah dikalibrasi waktunya dengan cara pas dengan radio/tv/internet ;
Ke-2, mencari tempat di samping atau di halaman masjid yang masih tetap memperoleh penyinaran matahari pada jam-jam itu dan mempunyai permukaan tanah yang datar. Gunakan tongkat dengan cara tegak dengan pertolongan pelurus berbentuk tali serta bandul. Persiapan janganlah terlampau menjelang waktu terjadinya rashdul qiblah supaya tak tergesa-gesa.
Ketiga, waktu rashdul qiblah berjalan amatilah bayangan matahari yang berlangsung (toleransi +/- 2 menit). Di Indonesia momen rashdul qiblah berlangsung pada sore hari hingga arah bayangan menuju ke Timur. Sedang bayangan yang menuju ke arah Barat agak serong ke Utara adalah arah kiblat yang pas.
Ke empat, pakai tali, susunan tegel lantai, atau pantulan cahaya matahari memakai cermin untuk meluruskan tempat ini ke masjid/rumah dengan menyejajarkannya pada arah bayangan.
Mukhtar memberikan bahwa terkecuali tongkat lurus, menara, segi selatan bangunan masjid, tiang listrik, tiang bendera, atau benda lain yang tegak dapat juga dipakai untuk lihat bayangan. Dapat pula dengan tehnik lain, umpamanya bandul yang digantung memakai tali selama sebagian mtr., jadi bayangannya bisa kita pakai untuk memastikan arah kiblat, tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar