Kutemukan Hijab Setelah Terpuruk Dalam Dosa Duniawi

Bln. Ramadan 1436 H ini adalah puasa yang penuh barokah bagiku. Di bln. Ramadan th. ini saya betul-betul dapat rasakan enaknya berpuasa serta mendekatkan diri pada Allah sesudah dosa yang sudah saya alami di saat lantas. Serta di th. ini juga pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk berhijab, satu hal yang bahkan juga mungkin saja tidak pernah saya pikirkan pada awal mulanya.

Saat sebelum saya meneruskan kisahku sebaiknya saya memperkenalkan diri terutama dari. Saya seseorang wanita muda yang cukup atraktif dengan muka yang cukup menarik, dapat dibuktikan dari cukup banyak lelaki yang tertarik serta mau dekat denganku. Di dukung juga dengan postur badan yang seimbang serta bagus hingga bikin saya makin yakin diri dengan penampilanku.

Mengerti hal semacam itu jadi saya sangatlah suka mengeksplor badanku, memperlihatkan keunggulan serta keindahan badanku dengan menggunakan baju yang sangat jauh dari nilai agama, yang menunjukkan lekuk badanku. Dahulu saya memikirkan, rugi bila mempunyai badan yang menarik namun mesti ditutup tidak ada orang lain yang mengaku kemolekan badan kita. Saya memikirkan bahwa ini anugerah serta orang lain mesti tahu bahwa saya “seksi”.

Lingkungan serta pergaulan

Sesungguhnya saya termasuk juga anak yang memiliki cukup bekal pengetahuan agama lantaran telah punya kebiasaan mengaji dari kecil hingga sedikit banyak tahu perihal agama Islam serta akidah-akidahnya. Walau demikian makin beranjak dewasa saya terasa makin jauh dari agama.

Jangankan menggunakan hijab, untuk salat lima waktupun saya tidak pernah, dapat disebut cuma waktu hari-hari besar saja saya melakukan salat. Waktu saya kerja sembari kuliah saya terasa makin jauh dari Islam.

Makin besar lingkup pergaulanku, makin bermacam juga rekan yang saya kenal, dari mulai sahabat hingga rekan yang kurang baik. Awalannya saya memikirkan bahwa biarlah mereka nakal, yang utama saya tak. Namun nyatanya seluruhnya jadi lain. Benar kata pepatah satu kedelai bakal bernilai sama juga dengan kerikil apabila dia ada diantara tumpukan kerikil, serta seperti tersebut saya. Dari pergaulan tersebut saya mengetahui dunia yang bebas, dunia yang penuh kesenangan serta sudah pasti penuh dosa.

Dari lingkungan saya mengetahui seseorang tentara yang selanjutnya jadi kekasihku. Dia mengajak saya ke kemaksiatan yang sangatlah hina, dari minuman keras serta kehidupan hedonis yang lain.

Memikirkan kehidupan akherat

Pertengahan th. 2014 jadi titik balik kehidupanku. Saat selanjutnya kekasihku meninggalkan saya lantaran satu hal saya terasa sangatlah terpuruk. Memikirkan bahwa Tuhan yang tidak pernah kusebut itu tidak adil.

Saya mulai memikirkan perihal rencana ketuhanan. Kenapa saat saya terpuruk baru saya menyalahkan Tuhan? Sedang sampai kini saat saya tengah bersenang-senang dengan kekasihku, mengumbar auratku mengumbar nafsu duniaku saya tidak pernah ingat Tuhan. Mengapa saat saya terpuruk saya menyalahkan Tuhan?

Dari sinilah saya memikirkan apakah itu makna Tuhan, apa makna tiap-tiap larangan serta saran Tuhan. Termasuk juga perihal keharusan berhijab. Saya mulai memikirkan, kalau dari dahulu berhijab mungkin saja saya tidak bakal terjerat dalam pergaulan yang teramat bebas. Dengan berhijab orang lain bakal lebih segan serta bakal lebih menghormati kita. Dalam baju tertutup jadi bakal lebih meminimalkan stigma jelek dari lingkungan, tak dicap wanita murahan yang dibalut baju ketat yang membalut badan.

Dari sinilah saya mulai melakukan perbaikan diri, saya mulai berdamai dengan Tuhanku, Allah SWT. Saya belajar untuk melengkapi salatku yang bolong-bolong. Serta banyak memohon ampun atas apa yang sudah saya perbuat di saat lantas menebus dosaku serta mulai memikirkan perihal kehidupan akherat.

Berhijab

Bln. Syaban 1436 H jadi awal keputusanku untuk berhijab. Bukanlah ketentuan yang gampang lantaran demikian banyak godaan-godaan. Sebagian rekan menyayangkan keputusanku lantaran ku mempunyai tubuh bagus, rambut bagus namun mesti tertutup kerudung.

Sampai saat satu malam saya punya mimpi membaca surat An Nas’r serta surat Al Lahab. Tak tahu mengapa waktu itu saya sangatlah penasaran hingga selanjutnya saya mencari terjemahan ke-2 surat itu. Serta saat membacanya subhanallah saya seperti memperoleh pencerahan, An Nas’r (pertolongan) serta Al Lahab yang diisi perihal siksaan pada istri Abu Lahab. Saya memikirkan mungkin saja ini jalan yang diperlihatkan Allah untuk menyapa serta sekalian menyatakan saya untuk selekasnya berhijab. Serta pada akhirnya hari itu juga kuputuskan untuk selekasnya berhijab, hingga hari ini serta mudah-mudahan hingga akhir hayatku kelak.

Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku serta selekasnya memberi jodoh yang dapat terima saya apa yang ada serta dapat menuntun saya dalam kebaikan. Mudah-mudahan senantiasa istoqomah. Amin ya Rabb.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar