Sistem Rujukan RS Belum Lancar, Kenapa?

Keharusan tiap-tiap peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk lakukan penyembuhan berjenjang dari mulai Puskesmas atau Klinik bukanlah tanpa ada argumen. Terkecuali untuk kurangi antrean, orang-orang juga butuh tahu faedah lainnya system rujukan.

Tetapi seperti di sampaikan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, Chazali Situmorang bahwa system rujukan ini nyatanya masih tetap mempunyai masalah. Seperti mindset orang-orang yang mau segera ke RS atau kurangnya sosialisasi pada beberapa Sarana Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) seperti Puskesmas atau Klinik yang segera mengacu ke Rumah Sakit.

 " Permasalahan system rujukan ini telah jalan, namun saya katakan belum lancar lantaran ini tanggung jawab renteng. Pemerintah, BPJS serta pasien tersebut. Inilah yang perlu diatur dengan baik, " kata Chazali waktu temu media di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, ditulis Jumat (28/3/2015).

Sama pendapat, Direktur Jenderal Bina Usaha Kesehatan (BUK), Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp. U (K) menyampaikan, system rujukan belum pasti dapat lancar jika seluruhnya pasien ingin berobat di RS itu. Demikian dengan juga menambahkan kemampuan akan dinilai sia-sia bila mindsetnya pulih disitu.

 " Saat ini dia tak meyakini bila di FKTP tidak pulih, dia tidak bakal berobat juga. Walau sebenarnya ada 110 rujukan regional serta 650 RS kelas C di semua Indonesia, " katanya.

Untuk menghadapi antrean serta system rujukan ini, kata Akmal, bakal diaplikasikan beberapa RS Rujukan Regional yang minimum bisa menyimpan pasien di daerah. Diluar itu penambahan kompetensi beberapa dokter di Puskesmas atau klinik yang mengharuskan dapat mengatasi 115 penyakit akan selalu diperbanyak.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar