Menteri Tubuh Usaha Punya Negara (BUMN) Rini Soemarno tidak ingin disalahkan atas lamanya saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. Dia membela anak buahnya di PT Pelindo II, juga sebagai penanggung jawab Pelabuhan, dengan menjelaskan bahwa tanggung jawab Pelindo II cuma hanya memperlancar aktivitas bongkar muat peti kemas. Dengan kata lain, perusahaan pelat merah itu tidak dapat disalahkan atas lamanya saat inap atau dwelling time peti kemas di terminal pelabuhan.
" Bila dipandang dari sistem bongkar muatnya barang, untuk lalu container ditumpuk Pelindo II telah cukup baik, " kata Rini, di Jakarta, Sabtu (20/6) malam.
Rini malah mengklaim sistem bongkar muat di Tanjung Priok telah setara pelabuhan Hong Kong. " Serta Hongkong itu pelabuhan ke tiga paling besar serta paling baik didunia. "
Bekas Menteri Perindustrian serta Perdagangan masa Megawati ini malah menyalahkan sistem saat sebelum kontrol Bea Cukai juga sebagai titik masalah lamanya sistem bongkar muat. Bukanlah tanpa ada argumen, karena di sistem ini banyak lembaga. Seumpama, barang impor mesti lebih dahulu mengatur dokumen perizinan di Kementerian Perdagangan.
Lalu, bila peti kemas diisi penganan, jadi mesti memperoleh izin Tubuh Pengawas Obat serta Makanan (BPOM). Sesaat bila berbentuk product tumbuhan mesti ada dokumen dari Kementerian Pertanian.
" Jadi sistem ini yang lalu mesti dikerjakan. Nah, kemudian lalu masuk lagi ke Bea Cukai baru kelak (barang) keluar. "
0 komentar:
Posting Komentar