Kapal Selam Asing Masuk RI: Alasan TNI Hidupkan Skuadron 100

TNI Angkatan Laut pesan 11 helikopter antikapal selam (AKS) untuk bangun kembali Skuadron 100 pemburu kapal selam yang disegani dunia pada th. 1960-an. Kesebelas helikopter AKS itu di produksi bertahap di Perancis oleh Airbus Helicopters bekerja bersama dengan PT Dirgantara Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut M Zainudin menyebutkan armada helikopter antikapal selam mutlak dibutuhkan serta tidak bisa dipisahkan dari kehadiran kapal perang yang sudah dipunyai Indonesia. (Baca juga : TNI Borong Helikopter, Hidupkan Skuadron Pemburu Kapal Selam)

Diluar itu, helikopter antikapal selam juga diperlukan untuk melindungi lokasi RI yang sering jadi tujuan untuk disusupi kapal atau pesawat asing, termasuk juga kapal selam negara lain yang diam-diam masuk perairan Indonesia.

“Ada tanda-tanda kapal selam dari negara tetangga masuk ke Laut Jawa. Momen sama juga dahulu sekian kali berlangsung di perairan barat Indonesia. Nelayan lihat kapal selam tidak di kenal melintas serta itu bukanlah punya Indonesia, ” tutur Zainudin.

Kapal selam asing umpamanya disangka melintas di perairan Pulau Deli, Pandeglang, Banten pada Juni 2006. Saat itu nelayan setempat melaporkan lihat kapal selam nampak ke permukaan serta keluarkan dua sekoci berbarengan beberapa orang kulit putih.

Laporan nelayan segera bikin TNI AL menyiagakan pasukan di perairan Pulau Deli yang tersambung segera dengan Samudera Hindia. Kapal perang KRI Pati Unus yang dilengkapi senjata serta radar bawah air diletakkan di tempat yang waktu itu disangka memiliki kandungan cadangan minyak dengan jumlah melebihi Blok Cepu.

Tidak cuma nelayan di Pulau Deli yang lihat kapal selam tidak di kenal di perairan itu, namun di Pulau Tinjil yang juga masuk Kabupaten Pandeglang, Banten. Nelayan saat itu dikejutkan dengan nada gemuruh yang nampak dari laut. Tetapi mereka tidak berani mendekat serta cuma lihat dari pinggir pantai.

Peristiwa itu berlangsung masih tetap pada bln. Juni 2006, tidak berapakah lama sesudah kapal selam asing tampak di dekat Pulai Deli. Markas Besar TNI AL di Jakarta juga selekasnya mengerahkan tim untuk lakukan patroli laut serta hawa di perairan Pulau Tinjil.

Masuknya kapal selam asing ke perairan RI, kata Zainudin, bisa dihindari jika Indonesia mempunyai helikopter antikapal selam. “Helikopter AKS mempunyai sonar yang dapat mendeteksi bayangan bawah laut dengan gampang, ” katanya.

Helikopter antikapal selam juga adalah inti dari Skuadron 100 yang dulu ditakuti angkatan bersenjata negara asing. Dengan pembelian 11 helikopter AKS, kata Zainudin, berarti TNI AL bisa menghidupkan lagi Skuadron 100 serta kembali jadi kemampuan militer yang disegani di lokasi.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar