Kelakuan memalukan Australia tak terima kalah telak lawan TNI

Tentara Nasional Indonesia (TNI) mencapai gelar juara umum dalam kejuaraan menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015. Kemenangan ini sekalian bikin TNI menguasai lomba ini sejumlah delapan kali berturut-turut mulai sejak 2007 lantas.

Sekurang-kurangnya, ada 67 medali yang diambil TNI, yang terbagi dalam 32 emas, 15 perak serta 20 perunggu. Perolehan itu jauh mengungguli tuan rumah Australia yang ada di peringkat dua dengan mencapai 6 medali emas, 15 perak serta 20 perunggu. Disusul Brunei Darussalam di urutan ketiga dengan 5 emas, 4 perak serta 1 perunggu.

Walau mengukir prestasi yang membanggakan namun tak untuk tuan rumah. Mereka pernah mempermasalahkan keikutsertaan Indonesia dalam kejuaraan itu. Seperti yang dikerjakan media asal Australia, Herald Sun. Dengan cara terang-terangan, media ini menyebutkan Indonesia nekat datang ke Australia di dalam tensi yang tinggi pasca-hukuman mati Bali Nine.

Dalam tulisan bertopik 'Penembak tepat Indonesia turut dan dalam pertandingan menembak Victoria di dalam tensi hukuman mati Bali Nine', yang diterbitkan pada 11 Mei lantas, Herald Sun tunjukkan sikap memusuhi peserta dari TNI AD. Kehadiran ditulis seolah-olah mengancungkan jari atas keramahan tentara Australia.

Bahkan juga, media itu mengutip pernyataan pendiri Mercy Campaign Brigid Delaney menyebutkan keikutsertaan penembak tepat TNI sangatlah memalukan. " Saya tidak suka memikirkan Australia menyongsong beberapa orang untuk latihan menembak (disini) yang mungkin saja salah satunya ikut serta membunuh dalam rentetan kematian. "

Sekian hari selanjutnya, harian ini pernah menuliskan prapelaksanaan AASAM. Tetapi, kelihatannya mereka malas menuliskan kemenangan Indonesia yang nyaris mencapai seluruhnya medali di nomer menembak yang dipertandingkan.

Tidak cuma media Australia, keengganan untuk membuka torehan tinta emas dalam kejuaraan menembak itu tidak juga dikerjakan oleh website resmi Angkatan Darat Australia. Mulai sejak kejuaraan selesai pada 16 Mei lantas, hingga saat ini panitia AASAM 2015 tidak jua menghadirkan urutan pemenangnya,

Hal semacam itu tampak dalam website resmi AASAM 2015 yang beralamat di www. army. gov. au tak juga menghadirkan hasil rekapitulasi kejuaraan di setiap nomer menembak yang diikuti semua negara. Website ini cuma berisi hasil lomba lima th. pada awal mulanya. Bila dirunut ke bawah, TNI nyaris senantiasa kuasai tiga besar tiap-tiap nomer menembak.

Tidak cuma itu, Laman Facebook komune AASAM juga tidak menghadirkan aksi-aksi tim Indonesia sepanjang kejuaraan berjalan, terkecuali kemenangan pada kejuaraan yang sama satu tahun lantas. Laman ini semakin banyak menghadirkan photo personel militer Australia, AS serta Inggris. Sesekali juga sebagian negara seperti Jepang, Filipina ataupun Singapura.

Kemenangan ini nyatanya juga bikin beberapa tentara asing berprasangka buruk. Terlebih Indonesia menang telak serta dapat mengungguli peserta yang lain.

Nah, rupanya beberapa tentara asing yang kalah ini berprasangka buruk. Kok dapat menang telak seperti itu. Terlebih telah delapan th. TNI tidak terkalahkan. Australia serta AS jadi meminta senapan SS2 serta pistol bikinan Pindad.

 " Berprasangka buruk, mereka ngomong ke panitia. Minta di buka ke panitia. Saya tidak ijinkan lah. Seluruhnya bila ingin di check, ya di check, " kata Kepala Staf TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo dengan sedikit jengkel.

Sudah pasti TNI tidak lakukan kecurangan apa pun. Seluruhnya kemenangan telak itu didapat dari usaha keras serta latihan berat seluruhnya anggota tim tembak Indonesia.

 " Diduganya kita gunakan dukun apa? " canda Jenderal Gatot.

Ya, tersebut halangan yang dihadapi beberapa kontestan dari TNI di dalam keraguan asing. Tetapi, mereka menjawabnya dengan prestasi.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar