Pendidikan Kita dan Keledai Dungu

Sumiati uring-uringan. Putri bungsunya yang bernama Bella tidak dapat masuk SMA negeri karena nilai ujian nasional (NUN) yang dahulu bernama nilai ebtanas murni (NEM) hanya 29. Walau sebenarnya, nilai paling rendah untuk SMA yang di kenal paling jelek kualitasnya di lokasi tempat Sumiati tinggal yaitu 30. Jadi, Bella sangat terpaksa mesti meniadakan cita-citanya jadi seseorang dokter yang perlu berbekal ijazah jurusan MIA (Matematika serta Pengetahuan Alam) dari suatu SMA. Bella sangat terpaksa mesti pilih masuk ke SMK negeri serta bangun mimpi yang lain.

Sebenarnya, Bella mungkin masuk SMA swasta. Tetapi, karena cost masuk serta duit bulanan suatu SMA swasta tidak dapat terjangkau oleh keuangan keluarga Sumiati, walhasil harus anaknya mesti menguber SMK negeri supaya cost sekolahnya nantinya enteng.

Sebenarnya, bukan hanya lantaran anaknya tidak dapat masuk SMA negeri yang bikin Sumiati kecewa, tetapi lantaran dianya sangatlah prihatin dengan perjuangan Bella sampai kini. Selama sekolah di suatu SMP negeri, Bella di kenal rajin belajar. Tersebut penyebab, selama bersekolah di SMP, nilai rapornya senantiasa bagus serta senantiasa masuk tiga besar di kelasnya.

Sumiati menangkap benar kekecewaan Bella. Walau Bella katakan, " Saya tidak apa-apa, " tingkah laku Bella yang malas makan serta sering melamun telah bercerita banyak begitu anak perempuannya tengah bimbang.

Sumiati tidak sendiri. Narasi masalah kekecewaan juga terdengar dari sebagian orang-tua siswa yang anak-anaknya berprestasi dalam pelajaran sampai kini, namun ditaklukkan dalam perolehan NUN oleh siswa-siswa lain yang sampai kini biasa-biasa saja dalam soal prestasi belajar.

Si Badu, kawan Bella, yang sampai kini di kenal malas belajar, beroleh NUN 36. Lalu Toto, yang suka mencontek, " diganjar " nilai 37. Demikian pula Tarno serta Tuti, mereka yang sampai kini ogah-ogahan sekolah jadi memperoleh nilai 35.

Sumiati serta beberapa orang-tua yang terasa anaknya sudah dicurangi oleh situasi juga mulai mencari tahu karena musabab terjadinya kejahatan didunia pendidikan kita itu.

Hal pertama yang dikerjakan oleh Sumiati yaitu ajukan pertanyaan pada Bella, kenapa seluruhnya ini berlangsung. Bella yang baik sudah pasti tidak bicara banyak. Dia lebih menyalahkan dianya yang terasa bodoh serta kurang telaten belajar. Lalu, diam-diam Sumiati ajukan pertanyaan pada kawan-kawan Bella yang mempunyai NUN sama juga dengan Bella yang bernama Lucy.

Satu informasi menarik didapat Sumiati dari Lucy. Tuturnya, saat sebelum ujian nasional (UN) berjalan, dianya pernah ditawari bocoran masalah yang dapat dibeli seharga Rp 200. 000. Tetapi lantaran Lucy tidak ingin memberatkan ke-2 orangtuanya, dia juga pilih untuk berupaya sendiri dalam kerjakan UN.

Info dari Lucy rupanya jadi pemantik untuk Sumiati untuk mencari tahu kecurangan yang sudah melukai hati Bella, anaknya. Sumiati juga mendengar narasi bahwa banyak kepala sekolah yang memberikan instruksi pada gurunya untuk menebarkan kunci jawaban pada beberapa siswanya. Argumennya sangatlah simpel. Dengan demikian, pihak sekolah tidak jatuh martabatnya karena beberapa anak didiknya banyak yang tidak lulus. Kian lebih itu, bila hasil NUN beberapa anak didiknya bagus, wibawa sekolah akan berkibar.

Begitulah, sesudah memperoleh seluruhnya info yang dicarinya, Sumiati juga tercenung sendiri. Ke mana dianya bakal mencari keadilan? Pada siapa dianya bakal ajukan pertanyaan perihal kecurangan ini?

Untunglah, dalam kekecewaan yang mendalam, ibu Lucy serta ibu-ibu siswa yang lain yang senasib dengan dianya dapat kompak dan sama-sama menghibur serta memperkuat.

Perhimpunan ibu-ibu kecewa ini juga semakin banyak jumlah anggotanya. Karena semakin banyak tersebut, narasi juga lebih seru serta menakutkan. Bu Sri, umpamanya, katakan bahwa di sekolah anaknya, lembar masalah jawaban UN di jual Rp 2 juta. Umumnya siswa pertama yang di beri " amanah " untuk memperdagangkan lembar jawaban itu bakal mendistribusikan pada sepuluh siswa yang lain dengan harga Rp 200. 000.

 " Ingin dibawa ke mana pendidikan kita ini? " seru ibu Tuti yang mulai terpancing emosinya.

 " Dibawa ke tong sampah, " sahut Bu Hesti.

 " Hellooo... apa kabarnya Pak Menteri Anis yang ganteng, " Bu Ameng berkata kemayu.

 " Sisa-sia dah anak kita belajar mati-matian bila saat depannya hanya dipertaruhkan oleh empat masalah, " ibu yang lain bertemura.

 " Ingin hingga kapan kita bakal begini? "

 " Tahu bakal begini peristiwanya, anak guwe mending ambillah kejar paket, selalu cocok ujian beli jawaban masalah deh. "

 " Mengapa sih tidak balik seperti dahulu saja? Masuk SMP serta SMA gunakan tes. Kecurangan memanglah masih tetap ada, namun sekurang-kurangnya dapat diminimalisir. "

 " Sikaaaattttt..., " Ibu Aminah yang tidak tahu lagi mesti bicara apa mengakhiri percakapan ibu-ibu itu dengan satu kata provokatif yang panjang serta menggelegar.

Ya, ya.... Cerita kecurangan di sekitar ujian nasional tidaklah barang baru. Th. ini seperti mengulang tahun-tahun pada awal mulanya, juga th. pada awal mulanya seperti mengulang th. sebelum-sebelumnya juga. Tak tahu keledai dungu jenis apa kita ini lantaran senantiasa terjerumus pada lubang yang sama, lubang yang itu-itu juga.

Juga pada ujian nasional tingkat SMA, kecurangan tidak kalah ganasnya. Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti memaparkan sebagian pola kecurangan yang sukses terpantau oleh FSGI sepanjang proses ujian nasional untuk sekolah menengah atas serta sederajat mulai sejak Senin, 13 April, sampai Rabu, 15 April 2015.

Retno menuturkan, di Jawa Timur, terutama Mojokerto serta Lamongan, ada laporan jual beli kunci jawaban UN. Harga kunci jawaban meraih Rp 14 juta. " Beberapa siswa saweran rata-rata sebesar Rp 50. 000, " kata Retno waktu dihubungi Rabu, 15 April 2015. 

Terkecuali di Jawa Timur, di DKI Jakarta juga berlangsung jual beli kunci jawaban pada Rp 14 juta serta Rp 21 juta. Beberapa siswa juga dikoordinasikan untuk patungan pada Rp 50. 000 serta Rp 100. 000. 

Seseorang guru juga melapor sudah sukses mengunduh 30 type masalah ujian nasional untuk jurusan IPA dari dunia maya. Masalah yang bocor yaitu Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, serta Kimia. Dari 30 berkas berbentuk PDF itu, sang pelapor mengakui sukses mengunduh sejumlah 25 berkas masalah. 

Menurut Retno, masalah yang didownload nyatanya sama persis untuk lokasi Pemalang, Bandung, serta Jakarta. " Di Jakarta, sebagian masalah sama, dibedakan angkanya saja. Kesamaannya meraih 50 %, " tuturnya. 

Modus lain dari kecurangan itu, siswa mencontek dengan memakai hp serta sobekan kecil. Ini berlangsung di banyak daerah, seperti Bekasi, Bogor, Bandung, Lamongan, serta Jakarta. Retno menyampaikan, masih tetap ada kecurangan yang dikerjakan, dengan melibatkan tim berhasil di sekolah maupun dinas pendidikan setempat. 

Pasti, diantara yang curang, ada pula yang berlaku jujur. Tetapi seperti kata pepatah di negeri ini, " bila jujur, jadi bakal hancur ". Tersebut yang dihadapi oleh Muhammad Tsaqif Wismadi, siswa kelas III di SMA 3 Yogyakarta yang memperoleh beberapa puluh ancaman setelah dia menulis surat elektronik (surel) yang ditujukan ke Kampus Gadjah Mada (UGM) berkenaan bocornya materi masalah Ujian Nasional (UN) 2015. 

 " Sesudah saya kirim surat itu serta menyebar di media sosial, ancaman banyak datang lewat Line serta Whatsapp, dari yang bertanya alamat rumah hingga bakal kirim bom molotov ke rumah saya. Saya diam. Tak saya tanggapi, " kata Tsaqif selesai terima pin " Berani Jujur Hebat " dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu, 22 April 2015. 

Menurut siswa berkacamata ini, surel yang ditujukan pada UGM tak pernah direncanakan. Tsaqif mengakui cuma mau mencari keadilan berkenaan materi masalah yang di terima oleh kawan-kawan seangkatannya yang ikuti UN 2015. 

 " Saya saksikan di lingkungan sekolah saya, seluruhnya pada jujur. Kasihan kami seluruhnya telah belajar, menggunakan duit serta saat. Saya tidak ingin diam saja lihat ini seluruhnya. Ibaratnya, kami ketahui, namun diam, serta anggap tak berlangsung apa-apa. " 

Muhammad Tsaqif seperti seekor kelinci manis diantara kawanan serigala yang buas serta buruk rupa. Perjuangan Tsaqif, memprotes Tsaqif, seperti tidak bermakna apa-apa. Jangankan Tsaqif yang berbicara, nada Pak Presiden kita saja dikira seperti angin lantas. Walau sebenarnya, mulai sejak jauh hari Presiden Joko Widodo telah mengutamakan bahwa pemerintah berlaku keseluruhan untuk memerangi kecurangan serta kebocoran pada ujian nasional. Bahkan juga, dia meminta seluruhnya pihak untuk melaporkan kebocoran serta kecurangan yang berlangsung. 

Jokowi menyebutkan, perang pada kecurangan serta bocornya masalah ini digaungkan lantaran pemerintah mengaplikasikan indeks integritas yang cuma berlaku pada masa pemerintahannya. 

 " Dari pertama telah di sampaikan bahwa kita keseluruhan memerangi kecurangan serta kebocoran. Laporkan kebocoran serta kecurangan lantaran kita ada tujuan indeks integritas tadi, " ungkap Jokowi. 

Bila tidak ingin dikatakan sebagai bangsa pembangkang, tak tahu dari type keledai yang mana lagi kita ini, yang terjerumus di lubang yang sama, di lubang itu-itu juga. 


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar