RI Harus Lakukan Ini Agar Tak Senasib dengan Yunani

Yunani tengah dirundung krisis hebat. Negara ini tidak mampu membayar utang yang semakin menggunung serta telah jatuh tempo. Keadaan pelik ini adalah kekeliruan pemerintah Yunani dalam pengelolaan biaya di saat lantas. Bagaimanakah dengan Indonesia?

Pemerintah Indonesia mencatatkan posisi utang ‎menembus Rp 2. 845, 25 triliun atau 24, 7 % pada Product Domestik Bruto (PDB) sampai periode Mei 2015.

Pengamat Ekonomi dari Kampus Padjajaran, Ina Primiana mengungkap, ‎Indonesia butuh belajar dari kekeliruan Yunani untuk memakai utang dalam aktivitas atau berbelanja produktif, seperti bangun infrastruktur yang memberi multiplier effect sangatlah besar untuk orang-orang.

 " Kita mesti hati-hati dalam pengelolaan utang luar negeri. Jangan sempat tidak bayar. Lantaran Yunani menggunakan utang untuk hak-hal konsumtif, memakai sarana utang untuk keperluan domestik yg tidak terlampau utama, " tutur dia waktu terlibat perbincangan dengan Liputan6. com, Jakarta, Senin (29/6/2015).

Ina merekomendasikan supaya Indonesia bisa kurangi kesibukan impor product, bahan baku atau yang lain dari negara lain. Aktivitas ini memerlukan duit besar, terlebih bila nilai ganti rupiah tengah alami pelemahan. " Kurangi impor dengan bangun industri dalam negeri, " ucapnya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro pada awal mulanya menyebutkan, badai krisis yang menerpa Yunani disebabkan kekeliruan saat lantas dalam pengelolaan biaya.


 " Maka dari itu kita ingin kurangi defisit biaya di 2016 dengan tingkatkan penerimaan pajak serta non pajak. Kurangi ketergantungan utang, janganlah utang dikira semuanya meskipun utang kita pada PDB masih tetap kecil, " katanya.

Bambang mencatat, rasio utang pada PDB Indonesia sekarang ini sebesar 25 %. Angka itu tambah lebih kecil di banding Jepang serta Amerika Serikat semasing 200 % serta 100 %. " Jadi pelan-pelan kita turunkan rasio utangnya, " cetus dia.


Bambang bercerita, Yunani sekarang ini tengah dihadapkan pada krisis lantaran negara itu mesti mencicil utang jatuh tempo yang sangatlah besar ke IMF serta Eropa. " Pemerintah Yunani saat ini tengah bingung lantaran mesti bayar utang sangatlah besar ke IMF serta Eropa, " katanya.

Dia menuturkan, utang yang menggunung itu disebabkan pengelolaan biaya di tahun-tahun pada awal mulanya yang sangatlah gampang dalam penggelontoran biaya untuk keperluan berbelanja. Hal semacam ini mengakibatkan defisit biaya Yunani menembus 8 %.

 " Untuk menambal defisitnya, dengan gampang mereka keluarkan surat utang ke market. Waktu ada permasalahan ekonomi, surat utangnyanggak laris, " terangnya.

Pada akhirnya, kata Bambang, negara ini di ambang kebangkrutan. Presiden serta Wakil Presiden yang menang dalam penentuan umum saat ini mesti membayar utang ke IMF serta Eropa. " Bila tak bayar, Yunani dikira bangkrut atau default, " tegas dia. (Fik/Ndw)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar