Tau Ga Kalau Usaha ini modal kecil, bisa untung selangit

Banyak yang takut mulai berwiraswasta lantaran tak ada modal. Walau sebenarnya salah satu panduan jadi entrepreneur berhasil tidak lain yaitu berani mengambil kemungkinan. Tetapi bukan hanya bermodal nekat, beberapa entrepreneur juga diharuskan penuh perhitungan.

Diluar itu, umumnya beberapa entrepreneur juga harus sabar. Mereka tak segera mereguk manisnya usaha serta keberhasilan mereka. Banyak kerikil kendala serta kegagalan. Meski sekian, entrepreneur diharuskan tak menyerah serta lewat satu untuk satu halangan.

Entrepreneur dengan persyaratan seperti sekian riil serta banyak ada berikan ide. Sesudah melalui beragam derita mereka nampak dengan muka bahagia lantaran kesuksesannya. Siapapun mereka? tersebut disini empat entrepreneur berhasil dengan modal minim.

1. Abah Odil, tukang bubur naik haji beromzet usaha Rp 1, 3 miliar
Tukang Bubur Naik Haji nyatanya tidak cuma narasi sinetron tv. Ate Rushendi menunjukkan bahwa perjalanan hidup tukang bubur naik haji juga berlangsung didunia riil, tanpa ada rekayasa atau skenario.

Dari tukang bubur keliling, Ate Rushendi atau akrab disapa Abah Odil saat ini menjelma jadi entrepreneur bubur terkenal di Malang, Jawa Timur. Bubur jadi sisi dari perjalanan hidup Abah Odil. Dari demikian usaha yang cobalah dijalaninya, Abah Odil mengambil keputusan hati untuk jadi tukang bubur.

 " Usaha juga sebagai tukang bubur pergi dari keterpurukan, habis-habisan, ekonomi saya dibawah minus. Beberapa barang banyak yang turut terjual. Ini usaha telah ke-19 kali, dari waktu masih tetap bekerja juga sebagai karyawan, hingga keluar dari pekerjaan, " kenang Abah Odil waktu terlibat perbincangan dengan merdeka. com di salah satu cabangnya di ruko Jalan Soekarno - Hatta, Kota Malang, Kamis (1/4).

Sesudah coba pelbagai kesempatan usaha serta senantiasa tidak berhasil, Abah pada akhirnya pilih serta mulai mendorong gerobak bubur pada 2004. Dia sadar benar usaha yang dirintisnya itu tak segera menghadirkan keuntungan besar. Perlu kerja keras serta daya optimal untuk mewujudkannya. Terlebih warga Kota Malang sama dengan makanan bakso serta nasi pecel.

Pertama kalinya mendorong gerobak bubur, omzet Abah Odil cuma Rp 15. 000 /hari. Supaya dapat bertahan, Abah Odil menaikkan modalnya. Tetapi bukanlah berbentuk duit, tetapi berbentuk kesabaran.

 " Saya berupaya sabar, saya tengah diuji. Esok harinya kami untung Rp 18. 000, lalu naik jadi Rp 25. 000. Sabar, sabar serta tawakal, " katanya.

Kesabarannya membawa hasil positif. Kekuatan Abah mengolah bubur ayam khas Tasikmalaya, sukses mengambil hati customer. Perlahan-lahan namun pasti, usaha buburnya makin besar bersamaan makin banyak pelanggan yang gandrung ras khas bubur Jawa Barat di lokasi timur Jawa.

Saat ini, telah 11 th. Abah Odil hidup dari gurihnya usaha bubur ayam. Bedanya, Abah Odil saat ini tidak lagi mendorong gerobak. Dia telah mempunyai 4 cabang di seputar Kota Malang. Dari satu cabang saja, 350-400 mangkuk bubur ludes dalam satu hari. Tak heran bila omzetnya melambung tinggi sampai menyentuh Rp 1, 3 miliar per th..

Seperti narasi di tv, Abah Odil juga punya niat melakukan rukun Islam kelima. " Insya Allah 2016 saya pergi haji. Rejekinya memanglah dari bubur saya dapat melaksanakan ibadah. Subhanallah, saya dapat membahagiakan 15 karyawan, anak serta istri, " tuturnya.

2. Modal Rp 280 Ribu, anak UGM ini saat ini beromzet Rp 2, 2 M/Tahun
Usaha yang digerakkan Arie Setya Yudha, mahasiswa Jurusan Pengetahuan Komunikasi UGM angkatan 2008 ini telah tembus pasar dunia. Omzet per bulannya saat ini sekitar Rp 185 juta. Bila awalannya usaha yang dirintis th. 2009 ini cuma sendirian saat ini Arie telah dibantu 17 karyawan dengan 10 staf serta 7 sisi produksi.

Pergi dari hoby bermain airsofgun, usaha seragam militer yang digeluti Arie pada akhirnya berkembang seperti saat ini. Sayangnya, saat itu untuk bermain airsofgun butuh cost banyak. Pada akhirnya, dengan modal duit Rp 280. 000 Arie beli bahan baku berbentuk kain serta menjahitkannya ke penjahit.

 " Baju yang telah jadi itu saya jual lagi di internet juga sebagai modal. Nyatanya responnya luar umum, " kenang Arie.

Tak diduga, dengan kwalitas design serta jahitan yang di tawarkan di media on-line peminat seragam militer Arie juga datang dari pasar luar negeri. Banyak penjelasan pada product yang dihasilkan jadi seragam militer karya Arie ini juga dilirik pasar domestik, satu diantaranya Polri.

 " Gegana Brimob Polri mempercayakan design seragam taktis pada kita untuk salah satu detasemennya, " kata mahasiswa asal Pekanbaru ini diambil oleh Humas UGM Satria Ardhi Nugraha.

Di semester tiga Arie juga membangun PT Molay Satrya Indonesia yang beroperasi di sektor pengadaan, design, serta pembuatan perlengkapan taktis terlebih seragam taktis. Menurut Arie terkecuali dari kepolisian, product yang ia namakan Molay itu juga diminati oleh tentara, satu diantaranya TNI-AL dari batalyon Intai Amfibi Marinir.


" Untuk produksinya sendiri tak ada masalah bahan baku lantaran kita memperolehnya dari Solo. Umumnya pelanggan domestik ataupun internasional suka pada warna jelas serta motif seperti burung, bunga serta pesisir, " ungkap Maimona.

Pelanggannya juga dari mulai orang-orang umum sampai petinggi spesial yang kerap pesan produksinya, termasuk juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. " Pak SBY dan isterinya Bu Ani sempat juga pesan s/d selebritis seperti Ayu Azhari, " kata dia.

Dalam menjaga market share usahanya, wanita akrab disapa Mai ini cuma memercayakan inspirasi kreatifnya untuk keluarkan product teranyarnya. Karenanya dia yakin kain yang dia jual mempunyai ciri khas.

 " Saya sendiri yang mendesain dengan senantiasa menggabungkan motif batik lama dengan baru namun masih tetap dengan kwalitas paling baik supaya beberapa pelanggan tak terasa jemu. Makanyanya tiap-tiap bln. kami keluarkan motif baru serta itu sedikit produksinya supaya limited, " tuturnya.

Diluar itu, kunci kesuksesannya, tambah Maimona, yaitu tak sebatas mencari untung. Dia menyampaikan, lantaran mulai sejak awal memberdayakan tetangganya, usaha inipun berkembang.

 " Juga sebagai pengrajin dalam industri UKM janganlah cuma patokannya pencari duit atau keuntungan semata. Tetapi, bisa menyejahterakan perekonomian daerah sekitarnya untuk kurangi pengangguran terutama, " tandasnya.

Kesuksesan Maimona menarik ketertarikan PT Semen Gresik (Persero) Tbk mulai sejak enam th. lantas untuk membina usahanya. Saat ini, wanita ini mengharapkan, dengan pertolongan BUMN itu, batik dari kampung halamannya dapat lebih mendunia.

 " Sampai kini Semen Gresik senantiasa bertindak mempromosikan bidang usaha saya. Semoga yang akan datang bisa pula mempromosikan di semua dunia, " kata Maimona mengharapkan.

4. Bermodal Rp 300 ribu, gula gait Risma saat ini hasilkan Rp 40 juta
Rismawati (24 th.) mulai menekuni usaha pembuatan permen dengan bahan basic gula aren dengan modal awal Rp 300. 000. Industri permen rumahan ini dinamakan gula gait saat ini berhasil memberikannya pendapatan Rp 40 juta per bln..

Wanita lulusan sekolah tinggi pengetahuan manajemen Kementerian Perindustrian ini mulai melakukan usahanya mulai sejak 2012 lantas. Dia pilih usaha permen memiliki bahan gula aren lantaran lihat potensi product lokal untuk yang akan datang akan lebih diminati.

 " Saya pernah baca, bila yang akan datang product lokal itu jadi best (paling baik) di Indonesia. Maka dari itu saya hadirkan product asli dari Kertanegara (Kalimantan Timur), " tutur Risma pada merdeka. com dalam acara Mandiri Wirausaha Muda di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1).

Wanita berjilbab ini mengakui usaha permen gula aren yang dibuatnya mempunyai variasi rasa yaitu original, wijen, kacang serta jahe. Permen gula gait produksinya ini, lanjut Risma, berguna untuk kesehatan, terlebih mengontrol serta bersihkan saluran pencernaan.

Laiknya melakukan bisnis, Risma juga menjumpai beberapa masalah dalam usahanya. Masalah yang dihadapi, katanya, yaitu dalam sistem meningkatkan usahanya yaitu terbatasnya alat produksi.

Risma yang buka usaha di Tenggarong, Kalimantan Timur ini mengakui sampai kini kemampuan produksinya terbatas lantaran ditangani dengan cara manual. Dia mengharapkan memperoleh pertolongan pemerintah berbentuk alat yang mempunyai tehnologi.

 " Ya masalahnya alat produksi masih tetap manual jadi kemampuan hasil produksi sedikit. Saya mengharapkan dapat memperoleh mesin berteknologi serta pas manfaat, " ucapnya.

Untuk menggerakkan usaha yang didirikan telah dua th. ini, Risma baru mempekerjakan enam pegawai. Yaitu, empat orang dipekerjakan juga sebagai pembuat permen serta dua orang juga sebagai tenaga pemasaran.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar: