Apakah Indonesia Aman dari Terpaan Krisis Yunani?

Hasil final dari referendum yang launching Kementerian Dalam Negeri Yunani tunjukkan 61, 3 % rakyatnya pilih 'Tidak' atau menampik semua tawaran dari beberapa creditor yang merencanakan untuk berikan dana talangan ke Yunani tetapi dengan sebagian prasyarat serta 38, 7 % rakyat pilih 'Ya'.

Sebentar sesudah pengumuman itu, nilai ganti euro terdaftar jatuh seputar 1, 4 % pada dolar AS. Tidak cuma itu, pasar saham Eropa juga tunjukkan penurunan cukup penting disebabkan hasil referendum rakyat Yunani.

 " Ini bakal menyebabkan dua hal, hasil referendum bakal melegitimasi sikap pemerintah Yunani pada Eropa serta Eropa bakal menolong atau membiarkan Yunani terus bangkrut, " kata analis ANZ Bank dalam laporannya seperti mengutip laman NBC News, Senin (6/7/2015).

Sesaat untuk nilai ganti lain, ketentuan rakyat Yunani menyebabkan beberapa pelaku pasar terburu-buru beli yen. Selama ini yen jadi mata duit yang paling diuntungkan dengan euro melemah 1, 6 % pada yen. Sedang dolar Australia serta Selandia Baru malah alami penurunan disebabkan pelemahan euro.

 Lantas bagaimanakah dengan rupiah? Nilai ganti rupiah sendiri cuma melemah tidak tebal. Berdasar pada Kurs Rekomendasi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, pada perdagangan Senin, 6 Juli 2015 atau sesudah ketentuan referendum Yunani, rupiah diperdagangkan di level 13. 353 per dolar AS, melemah 37 basis poin dibanding perdagangan pada akhir minggu lantas yang ada di level 13. 316 per dolar AS.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyatakan, kegagalan Yunani membayar utangnya pada IMF pada 30 Juni 2015 akan tidak beresiko pada ekonomi Indonesia. " Imbasnya cuma berlangsung gejolak di pasar duit, saham serta Surat Utang Negara (SUN), " ucap dia.

Bambang menyampaikan, ada resiko untuk Yunani bila keluar dari Uni Eropa. Satu diantaranya yaitu kesusahan beroleh sumber pembiayaan lantaran pengalaman tidak berhasil bayar utang.

Krisis Yunani belum usai pascareferendum (Reuters)
 " Mereka (Yunani) masih tetap mempunyai utang. Bila keluar, mereka tak perlu bikin mata duit baru serta mereka bakal kesusahan memperoleh sumber pembiayaan lantaran tak ada lagi yang ingin memberi utang. Mereka tidak ingin bayar ke IMF, Bank Sentral Eropa (ECB), jadi sedikit susah, dilema, keduanya tak enak untuk mereka, " tegas dia.

Sesaat bila Yunani terus bertahan di zona Euro juga disadari Bambang, bukanlah tanpa ada konsekwensi. Berarti Yunani mesti ikuti semua ketetapan IMF serta ECB yang masih tetap memiliki hak atas utang-utang negara maju itu.

 " Bila terus stay, mereka (Yunani) mesti ikuti austerity measure (langkah menghimpit pengeluaran) dari IMF serta ECB. Tak enak ada pemotongan cost sosial, upah dsb, " cetus dia.

Apa yang disibakkan oleh Bambang itu dapat dibuktikan. Laju Indeks Harga Saham Paduan (IHSG) selalu bertahan di zona merah pada perdagangan. Pada penutupan perdagangan saham, Senin (6/7/2015), IHSG turun 66, 16 poin (1, 33 %) ke level 4. 916, 74. Indeks saham LQ45 tergelincir 1, 64 % ke level 843, 01. Semua indeks saham acuan kompak melemah.

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menyampaikan, pemilih Yunani menampik tawaran creditor dalam referendum pada 5 Juli 2015 sudah menghimpit IHSG. Dengan penolakan orang-orang Yunani itu ditakutkan bikin mata duit Euro melemah.

 " Efek Yunani ada kecemasan bikin dolar menguat disamping itu ekonomi global melambat, " kata David waktu dihubungi Liputan6. com.

Terus Butuh Waspada

Walau tidak terlampau beresiko, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengungkap bahwa RI terus mesti siaga. " Kestabilan ekonomi makro bakal terserang, lantaran demikian ada ketentuan atau keadaan resiko bertambah, segera ada periode risk off and flight to quality, ” katanya.

“Seandainya risk off seperti saat ini flight to quality semakin banyak ke Amerika Serikat (AS) serta Jepang. Negara berkembang serta Indonesia butuh siaga, " lebih Agus.

Disebabkan tidak berhasil bayar serta penolakan referendum di Yunani, kata Agus, bakal berlangsung desakan pada pasar keuangan serta pasar modal Indonesia. Hingga utama untuk pemerintah serta BI untuk melindungi kestabilan ekonomi makro.

 " Indonesia memprioritaskan melindungi kestabilan ekonomi makro. Kita kerjakan usaha kestabilan rupiah serta senantiasa memberi komunikasi ada perubahan di Yunani yang telah diantisipasi, " terangnya.

Agus mengaku, sepanjang tiga bln. paling akhir ini, BI lebih mewaspadai normalisasi kebijakan The Fed serta gejolak Yunani. Tetapi dia katakan, Indonesia telah menghadapi efek yang akan diakibatkan dari keadaan itu. " Jadi kita tak perlu cemas terlalu berlebih, kita pasti dapat melewatinya dengan baik, " papar dia.

Indonesia Pernah Seperti Yunani

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menyampaikan, Indonesia pernah alami keruntuhan ekonomi seperti yang dihadapi Yunani. Mengenai keruntuhan perekonomian Yunani disebutkan disebabkan pengambilan ketentuan kebijakan ekonomi yang asal-asalan.

 " Yunani itu seenaknya saja buat defisit biaya sebesar 8 %. Lalu mereka menutupnya gunakan utang luar negeri. Jadi ujung-ujungnya, debt to GDP rasionya 50 % sampai 70 %, " kata Bambang.

Ia meneruskan, keringanan negara Eropa dalam memperoleh utang jadi bumerang untuk Yunani. Pasalnya, utang itu tidak digunakan dengan baik. Sesaat pungutan pajak yang dikerjakan pemerintah Yunani tak jalan baik, hingga mengakibatkan negara ini tidak dapat membayar utang.

 " Mereka juga tak serius menghimpun pajak. Karenanya mereka tak punya kebiasaan menghimpun pajak. Saat surat utang tak prospektif serta rating turun. Pada akhirnya tak umum, bagaimanakah menghimpun duit. Tak ada penerimaan serta SUN jatuh, ” tutur dia.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (Liputan6. com/Endang)
Menurut Bambang, Indonesia pernah alami hal yang sama waktu 1998. Stabilitas fiskal yaitu kunci supaya terlepas dari keadaan itu serta perkembangan ekonomi yang tinggi tidak menanggung stabilitas ekonomi suatu negara.

 " Jadi pelajaran sederhana fiskal sosiabilitas paling utama. Dahulu perkembangan hebat, namun apa gunanya. Ini sama juga dengan pelajarannya Indonesia 1998. Pada 1990-1997 perkembangan 7 %, paling baik di histori kita. Tetapi pada 1998 perkembangan minus 14 %. Kestabilan tak ada. Fiscal sustainability paling pas jagalah kestabilan ekonomi, " papar dia.

Sekarang ini Indonesia kondisi Indonesia tidak sama jauh dengan Yunani. Posisi Indonesia sekarang ini tambah lebih baik di banding dengan Yunani. Bila dipandang dari segi GDP, Indonesia memilik GDP di angka US4 868 miliar sesaat Yunani cuma di angka US$ 242 miliar. Indonesia ada di posisi 17 negara dengan GDP paling besar didunia sedang Yunani ada di nomer 45.

Dari segi perkembangan ekonomi, Indonesia tambah lebih baik di banding dengan Yunani. Walau pada kuartal I 2015 tempo hari alami perlambatan bila di banding dengan kuartal I 2014. tetapi sekurang-kurangnya angkanya masih tetap mendekati 5 %. terdaftar, perkembangan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 tempo hari di angka 4, 71 % sedang Yunani ada di level 0, 2 % atau nyaris tak alami perkembangan. IMF juga memperkirakan bahwa Yunani akan tidak alami perkembangan ekonomi dalam satu tahun lebih ke depan pasca-gagal bayar.

 Dari segi utang, Indonesia juga tambah lebih baik di banding dengan Yunani. Sekarang ini rasio utang Indonesia di banding dengan GDP cuma seputar 25 %. Sangatlah jauh bila dibanding dengan Yunani yang angkanya meraih 177 %.

Diluar itu, angka pengangguran di Indonesia juga masih tetap cukup baik walau besar. Di Indonesia, angka penganggurannya cuma 5, 81 % atau mungkin dengan kata lain cuma ada 1 yg tidak mempunyai pekerjaan di antara 20 orang yang lain.

Rasio itu sangatlah jauh bila di banding dengan Yunani yang rasionya meraih 25, 4 % di mana di antara 4 orang ada 1 orang yg tidak mempunyai pekerjaan.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar