Pertama datang ke Al Hikmah, Izza terlihat sangsi. Gadis 15 th. itu diantar oleh ke-2 orangtuanya dari Semarang, Jawa Tengah. Dia didaftarkan ke program super mazil, cara menghafal Alquran super cepat. Lantaran sangsi, Izza juga terasa pesimis.
Izza terasa tidak mungkin dapat melakukan program super manzil. Karena, sampai kini kisah-kisah mereka yang ikut dalam program ini sunggu “mengerikan”. Untuk Izza, super manzil hanya program yang pas untuk anak-anak istimewa. Tetapi, lantaran Izza jenis gadis penurut serta tidak ingin mengecewakan orangtuanya, jadi dia ingin melakukan program itu.
Izza memanglah layak sangsi. Karena kisah menghafalnya kurang bagus. Sepanjang enam th. di Sekolah Basic Islam Terpadu (SDIT) di Semarang, cuma dapat menghafal satu juz, yaitu juz 30. Tiga th. di SMP Islam Terpadu, dia menghafal dua juz, 29 serta 28. Selepas SMP ia masuk ke Khusnul Khotimah. Belajar sepanjang satu semester, serta hafalannya nambah satu juz. Yaitu juz 27. Saat sebelum masuk Al Hikmah, modal hafal 4 juz telah dipegang.
Waktu test di Al Hikmah, dia masuk kelompok dua, yaitu dianjurkan. Berarti kekuatan menghafalnya masih tetap lemah, tetapi sangatlah dianjurkan untuk mencicipi super manzil. Walau waktu itu dinyatakan lulus, hati Izza belum mantap. Dalam benak Izza, menghafal 30 juz dalam satu bulan sangat berat.
Tetapi, super manzil pada akhirnya dia lakoni. Pada Januari silam, dia sukses setor hafalan sejumlah 15 juz. Jadi koleksi hafalannya jadi tambah, jadi 19 juz lantaran saat sebelum masuk telah hafal 4 juz. Serta kesuksesan ini “menyembuhkan” karakter sangsi serta pesimisnya.
Selepas super manzil pertama, dia sangatlah yakin diri. Izza mulai berani bangun mimpi. Super manzil bln. Maret juga diumumkan. Serta Izza semangat menyongsongnya. Dia berkata pada sang bunda mau mendaftar super manzil ke dua supaya bekas hafalan 11 juz jadi selesai.
Serta benar saja. Waktu super manzil Maret baru jalan sepekan, gadis yang di kenal sangatlah murah senyum ini telah menyetorkan 7 juz. Beberapa orang terpana, mengingat Izza adalah seseorang pemula tetapi pencapaiannya sungguh hebat. Beberapa orang ajukan pertanyaan, bagaimana caranya menghafal Alquran dengan sedemikian kilat. ”Kan saya telah berazzam berkemauan untuk one day one juz, ” Izza menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Waktu setoran hafalan juz paling akhir, yakni juz 26, Izza disuruh menyetorkannya ke hadapan seluruhnya pembimbing serta disaksikan seluruh santri penghafal Alquran. Nyatanya Izza menyetorkannya sembari menangis. Demikian juga sang ibu. Di sela tangis yang membungkus situasi syahdu itu, sang ibu berkata, “Terima kasih nak, anda sudah berjuang memperoleh jubah kebesaran untuk dipakaikan pada ummi serta abah di surga kelak. ” (Ism, Sumber : One Day One Juz)
0 komentar:
Posting Komentar