Tak Ada Terobosan, Menteri Puan Dianggap Paling Layak Diganti

Beberapa pekerja profesional yang bekerja di lokasi Jalan Sudirman, Kuningan, serta Thamrin, Jakarta, menilainya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia serta Kebudayaan Puan Maharani juga sebagai menteri yang paling layak ditukar oleh Presiden Joko Widodo. Puan dikira tak bikin terobosan dalam kerjanya.

Hal semacam ini tersingkap dalam survey Grup Diskusi serta Kajian Opini Umum Indonesia (KedaiKOPI) yang dikerjakan pada 26 Mei sampai 3 Juni 2015.

 " Di bagian pembangunan manusia, 59, 6 responden inginkan Puan di-reshuffle. Puan tak disenangi lantaran tak ada terobosan serta kebijakan sepanjang dia jadi Menteri, walau sebenarnya dia Menko, " kata juru bicara KedaiKOPI, Hendri Satrio, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (21/6/2015).

Dalam survey itu, beberapa menteri lain di bagian pembangunan manusia masih tetap didukung yang cukup luas dari umum. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Transmigrasi Marwan Jafar, umpamanya, didukung dari 61, 6 % responden supaya terus bertahan di posisi itu.

Disamping itu, 50, 8 % responden berasumsi Menko Bagian Perekonomian Sofyan Djalil juga layak ditukar. Juga sebagai menteri koordinator, Sofyan dikira bertanggungjawab atas melemahnya keadaan ekonomi Indonesia sekarang ini. Sejumlah 42, 8 % responden juga menyebutkan pentingnya pergantian posisi Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

 " Mungkin saja ini lantaran dampak dari impor beras tempo hari, " kata Hendri yang juga pengamat politik Kampus Paramadina itu.

Mengenai di bagian politik, hukum, serta keamanan, Menteri Hukum serta HAM Yasonna H Laoly paling disorot juga sebagai menteri yang layak ditukar. Sejumlah 52, 4 % responden menyebutkan hal semacam itu. Politisi PDI-P itu dikira bertanggungjawab atas kisruh partai politik yang berkelanjutan.

Terkecuali Yasonna, sejumlah 47, 6 % responden menginginkan pergantian Menteri Koordinator Bagian Politik Hukum serta Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno. " Terkecuali dikira bertanggungjawab dengan keadaan politik yg tidak stabil, Tedjo juga banyak dikritik lantaran beragam pernyataannya, seperti yang menyebutkan rakyat tak terang sekian waktu lalu, " kata Hendri.

Survey ini diikuti oleh 250 responden pekerja profesional yang bekerja di lokasi Sudirman, Thamrin, serta Rasuna Said. Penentuan sampel dikerjakan cara purposive sampling. Responden diambil berdasar pada karakteristik spesifik salah satunya berpendapatan diatas Rp 5 juta, memiliki mobil, pilih latar belakang pekerjaan di salah satu unit seperti perbankan, akuntan, mempunyai jabatan sedikitnya asisten manajer. Sistem pengumpulan data dikerjakan lewat wawancara tatap muka memakai quesioner terstruktur.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar