Ekonom UI: Jumlah Cadangan Devisa Indonesia Mengkhawatirkan

Posisi cadangan devisa Indonesia dinilai rawan lantaran terbilang masih tetap rendah dibanding dengan negara-negara lain di Asean. Keadaan itu mencemaskan mengingat hasil referendum Yunani diperkirakan bikin dolar Amerika Serikat (AS) semakin menguat, walau sebenarnya cadangan devisa diperlukan untuk lakukan intervensi pasar duit.

Ekonom Kampus Indonesia Budi Frensidy menyampaikan rasio cadangan devisa Indonesia pada product domestik bruto (PDB) yang rendah membuatnya rawan bila terus-terusan dipakai untuk mengintervensi pasar duit.

 " Cadangan devisa Indonesia sekarang ini US$ 108 miliar, atau 13 % pada PDB. Banding dengan Filipina 29 %, Malaysia 33 % serta Thailand 40 %, " tuturnya di gedung Bursa Dampak Indonesia, Rabu (8/7).

Ia menyampaikan terdapat banyak pilihan yang dapat dikerjakan pemerintah untuk menghadapi hal itu. Pertama, yaitu lewat pilihan penerbitan obligasi dalam valuta asing (global bond) yang dapat mensuplai jumlah valuta asing.

 " Tetapi hal semacam itu punya pengaruh ke rasio utang kita. Yang ke-2, pemerintah dapat menjajaki hubungan kerja dengan negara yang cadangan devisanya besar seperti Amerika Serikat, supaya ingin jadi stand by back up untuk kita yang lemah, " tuturnya.

Budi mengungkap idealnya dengan jumlah masyarakat yang besar seperti Indonesia, rasio cadangan devisa pada PDB ada di kisaran 30 %. Dalam hitungannya, jumlah cadangan devisa itu masuk kelompok aman.

 " Saat ini kita mempunyai devisa US$ 108 miliar. Bila dapat hingga US$ 200 miliar itu telah cukup aman, " tuturnya.

Terlebih, Budi menyebutkan hasil referendum Yunani yang menampik bailout atau dana talangan akan bikin dolar AS menguat. Hal semacam itu dinilai akan dan merta berimbas ke pelemahan rupiah.

Pilihan Redaksi
Duit di Yunani Bakal Habis dalam Saat Dua Hari
Bank Dunia Pangkas Mencolok Perkembangan Ekonomi Indonesia
Krisis, Bertandang ke Yunani Semakin Gampang serta Murah
Bursa Tiongkok Anjlok, Investor Larikan Modal Triliunan Dolar
 " Saya sangka Bank Indonesia (BI) memanglah butuh intervensi. Level yang mendekati 13. 500 itu telah masuk kelompok mencemaskan, " tuturnya.

Untuk di ketahui, hari ini BI mengambil keputusan kurs tengah rupiah ada di level Rp 13. 346 per dolar. Level itu naik dari posisi pada Selasa (7/7) lantas di titik 13. 313 per dolar.

Analis Investa Anjuran Mandiri Hans Kwee menyampaikan dari segi makro sekarang ini pelaku pasar mengharapkan pada semester II berbelanja infrastruktur oleh pemerintah makin bertambah. Hal semacam itu diinginkan dapat mendorong kesibukan ekonomi dalam negeri.

 " Sesaat, untuk gosip global, terkecuali permasalahan Yunani masih tetap ada desakan dari gagasan penaikan suku bunga AS oleh The Fed. Hal semacam itu dinilai bikin pasar keuangan belum bakal stabil kurun waktu dekat, " katanya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar: